Ada sebagian ahli bid'ah datang kepada Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah, mereka ingin menghiasi dan memperindah bid'ah yang
mereka lakukan. Beliau menceritakan dialog beliau dengan mereka dalam Majmu'
al-Fatawa (XI/472):
"Sebagian mereka berkata: "Kami membuat manusia
bertaubat."
Maka saya berkata: Dari apa kalian membuat mereka
(bertaubat)?"
Ia berkata: "Dari merampok, mencuri, dan
lain-lain."
Saya berkata: "Kondisi mereka sebelum kalian taubatkan
adalah lebih baik daripada kondisi mereka setelah kalian taubatkan. Sebab dulu
mereka adalah orang-orang fasik YANG MEYAKINI HARAMNYA SESUATU YANG MEREKA
LAKUKAN dan mereka mengharap rahmat Allah dan bertaubat kepada-Nya, atau mereka
mempunyai niat untuk bertaubat; lalu kalian jadikan mereka dengan taubat yang
kalian sebutkan (sehingga mereka kemudian menjadi) sebagai orang sesat, musyrik
dan keluar dari syari'at Islam. Mereka mencintai apa yang dibenci Allah dan
membenci apa yang disukai Allah. Dan saya menjelaskan bahwa bid'ah-bid'ah yang
mereka lakukan dan juga oleh selain mereka adalah lebih buruk daripada
bentuk-bentuk maksiat."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi,
إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ
عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ
(رواه أبو الشيخ والطبراني
والبيهقي وغيرهم)
“Sesungguhnya Allah mencegah setiap
pelaku bid’ah dari taubat” (H.R Abu Syaikh, At Thabrani, Al Baihaqy dan
lainnya).
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu berkata :
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَ إِنْ رَآهَا
النَّاسُ حَسَنَةً
“Setiap bid’ah adalah kesesatan
walau dipandang baik manusia” ( Syarah Ushuul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah
oleh al-Lalika-i )
Berkata Sufyan ats-Tsauri rohimahulloh : “Perbuatan bid’ah
lebih dicintai Iblis dari ma’shiyat. Perbuatan ma’shiyat diterima taubatnya dan
perbuatan bid’ah tidak diterima taubatnya. (HR. Al Baghowi dalam Syarhus
Sunnah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar