Rabu, 05 Juni 2013

Dialog Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, dengan Ahli Bid'ah


Ada sebagian ahli bid'ah datang kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, mereka ingin menghiasi dan memperindah bid'ah yang mereka lakukan. Beliau menceritakan dialog beliau dengan mereka dalam Majmu' al-Fatawa (XI/472):

"Sebagian mereka berkata: "Kami membuat manusia bertaubat."

Maka saya berkata: Dari apa kalian membuat mereka (bertaubat)?"

Ia berkata: "Dari merampok, mencuri, dan lain-lain."

Saya berkata: "Kondisi mereka sebelum kalian taubatkan adalah lebih baik daripada kondisi mereka setelah kalian taubatkan. Sebab dulu mereka adalah orang-orang fasik YANG MEYAKINI HARAMNYA SESUATU YANG MEREKA LAKUKAN dan mereka mengharap rahmat Allah dan bertaubat kepada-Nya, atau mereka mempunyai niat untuk bertaubat; lalu kalian jadikan mereka dengan taubat yang kalian sebutkan (sehingga mereka kemudian menjadi) sebagai orang sesat, musyrik dan keluar dari syari'at Islam. Mereka mencintai apa yang dibenci Allah dan membenci apa yang disukai Allah. Dan saya menjelaskan bahwa bid'ah-bid'ah yang mereka lakukan dan juga oleh selain mereka adalah lebih buruk daripada bentuk-bentuk maksiat."

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi,

إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ (رواه أبو الشيخ والطبراني والبيهقي وغيرهم)

Sesungguhnya Allah mencegah setiap pelaku bid’ah dari taubat” (H.R Abu Syaikh, At Thabrani, Al Baihaqy dan lainnya).

Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu berkata :

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَ إِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

Setiap bid’ah adalah kesesatan walau dipandang baik manusia” ( Syarah Ushuul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah oleh al-Lalika-i )

Berkata Sufyan ats-Tsauri rohimahulloh : “Perbuatan bid’ah lebih dicintai Iblis dari ma’shiyat. Perbuatan ma’shiyat diterima taubatnya dan perbuatan bid’ah tidak diterima taubatnya. (HR. Al Baghowi dalam Syarhus Sunnah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar