Jumat, 18 April 2014

# Hanya sekedar tulisan dari orang yang miskin ilmu dan amal #


Satu per satu sahabat2 pergi dari hidup, kemarin dia, trus dia, trus dia dan seterusnya...

ya akhi betapa sedih hati ini sebenarnya, ana cinta antum karena Allah Ta'ala. antumpergi untuk menjadi lebih baik, untuk mendapatkan al khair (ilmu yg bermanfaat), sedangkan diri ini tertinggal jauh..

ana hanya bisa memberikan nasehat untuk diri ana pribadi khususny, ya akhi fillah terkadang kita melihat saudara kita mempunyai kesalahan yang dibuat setan seakan-akan tak bisa kita maapkan, padahal kita tau Allah maha pengampun, ya akhi fillah setan itu telah berputus asa untuk menyesatkan ahli tauhid, maka dibisikannya prasangka-prasangka pada orang-orang itu...
Allah Ta'ala berfirman ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]

ya akhi fillah, pasti kita melihat kekurangan pada saudara kita, tapi berdo'alah kebaikan untuknya dan lihatlah kelebihannya, agar kita bisa mengambil manfaat darinya, ingatlah ya akhi, ujian dalam dakwah itu pasti ada, ujian untuk istiqomah dalam kebaikan itu pasti ada, ujian untuk menegakkan kebaikan pasti ada, itu semua pasti ada ya akhi fillah ..
Allah Ta'ala berfirman ;

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. al-Ankabut: 2-3)

bersabarlah ya akhi, tingkatkan ukhuwah kita...
Segala puji dan syukur hanya milik Allah Ta’ala yang telah berfirman dalam kitab-Nya:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Baqarah: 155-157),
shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang telah diuji oleh Allah Azza wa Jalla dengan berbagai macam ujian, namun beliau selalu bersabar dan bersyukur, serta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman...

ya akhi..
kita semua mempunyai kekurangan dan kelebihan, tinggal bagaimana kita saling menutupi kekurangan tersebut dengan saling menyayangi saudara semanhaj ya akhi fillah...

inni uhibbukum Fillah....
Semoga Allah mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah. Semoga kita dapat dikumpulkan bersama para Nabi, shidiqin, syuhada’ dan sholihin ...

dalam hadist qudsi, Rosulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, bersabda

عَنْ مُعَاذ بْنِ جَبَلٍ رَِضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْ لُ الله صلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ

فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْْمُتَوَاصِلِين فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَنَاصِحِيْنَ فِيَّ وَ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ;الْمُتَحَابُّوْنَ فِيَّ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ يَغْبِطُهُمْ بِمَكَانِهِمُ النَّبِيُّوْنَ وَ الصِّدِّيْقُوْنَ وَ الشُّهَدَاءُ .

Dari Mu’adz bin jabal –Radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Orang yang saling mencintai karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku, orang yang saling menyambung kekerabatannya karena-Ku pasti diberikan cintaKu dan orang yang saling menasehati karena-Ku pasti diberikan cintaKu serta orang yang saling berkorban karena-Ku pasti diberikan cinta-Ku. Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku (nanti di akherat) berada di mimbar-mimbar dari cahaya. Para Nabi, shiddiqin dan orang-orang yang mati syahid merasa iri dengan kedudukan mereka ini.” (Riwayat imam Ahmad dalam kitab al-Musnad dan dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahih Jami’ ash-Shaghir no. 4198).
 — 

Rabu, 09 April 2014

Siapapun Engkau "Al Khair Mukhtarallah"

Saya tidak setuju kalau engkau adalah pilihanku, karena engkau adalah pilahan Robbku..

Mungkin kita tidak pernah saling kenal dan bertatap wajah, tetapi Allah menyatukan hati kita, karena hati tertuju pada-Nya pencipta hati kita dan yang menyatukan hati kita..

Apakah engkau rela ketaatan sebagai bentuk cintaku padamu, jika hilang ketaatanmu pada-Nya, maka hilang pula cintaku padamu..

Apakah engkau rela jika bagiku engkau bukanlah segala-galanya, karena manusia yang paling ku cintai adalah Rosulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya Radiallahu 'Anhum ..

Apakah engkau mau, engkau jadikan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala, segala-galanya dari seluruh ridho makhluknya ..

Apakah engkau rela jika suatu saat nanti aku meninggalkanmu untuk berjihad, baik itu berjihad menuntut ilmu atau berjihad membela Agama, maupun negara ..

Apakah engkau mau, bersama-sama kita mencetak generasi emas, yang mencintai Allah Ta'ala dan Rosulnya Shalallahu Alaihi wa Sallam, yang menjadikan kitab-Robbnya dan perkataan nabi-Nya sebagai hujjah ...

Apakah engkau rela jika harta kita nanti, kita berikan untuk berniaga di jalan Allah azza wa jalla ..

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. ash-Shaff: 10-12).

Wahai bidadariku, siapapun engkau, dan siapapun aku, semoga Allah menjaga engkau dan diriku untuk selalu dalam ketaatan, dan memberikan hidayah kepada kita, ..
Yaa Muqollibal qulub, tsabit qulubana 'ala diniik. 
Yaa Mushorifal qulub, shorif qulubana 'ala tho'atik.

Wallahu a'lam bish showab.


Senin, 03 Februari 2014

Wahai para sahabatku 'inni uhibbukum fillah'

Bismillah


Apalah arti sahabat jika tidak menasehati dlm kebenaran

apalah arti sahabat jika ternyata tolong - menolong dalam kebatilan

apalah arti sahabat jika ternyata hanya butuh dikalah susah

apalah arti sahabat jika ternyata hanya untuk dimanfaatkan saja

apalah arti sahabat jika ternyata tak dapat membantu di kalah susah

apalah arti sahabat jika tak peduli dikalah sahabatnya dalam kesulitan

apalah arti sahabat jika hanya untuk di tertawakan

apalah arti sahabat jika akhirnya hanya untuk di benci

apalah arti sahabat jika ternyata menjadi bahan olok2 kan

apalah arti sahabat jika ternya hanya dapat menyakitkan hati

apalah arti sahabat jika ternyata dapat menjerumuskan ke neraka

Renungkanlah firman Allah berikut 

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)


Adapun sahabat yang sebenarnya adalah mereka yang selalu menasehati dikalah sahabatnya salah dalam bersikap

adapun sahabat yang sebenarnya adalah mereka siap menolong dalam kebenaran

adapun sahabat sebenarnya mereka yang selalu membantu dikalah susah

adapun sahabat sebenarnya mereka yang selalu memotivasi agar bangkit

adapun sahabat sebenarnya mereka yang selalu mengajak berlomba2 dalam kebaikan

adapun sahabat sebenarnya mereka yang dapat memotivasi dikalah kita melihatnya

adapun sahabat sebenarnya mereka yang selalu tersenyum pada kita dikalah susah

adapun sahabat sebenarnya yang jika melihat mereka kita bersemangat

adapun sahabat sebenarnya yang menyejukkan bila di pandang

adapun sahabat yang sebenarnya yang selamat agamanya

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :
وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا
“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
ya akhi, wahai para sahabatku 'inni uhibbukum fillah'
nungkanlah
firman Allah berikut :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)Renungkanlah firman Allah berikut :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)